Test Footer

Rabu, 06 Februari 2013

Renungan Harian : Jujur

Bacaan: Yunus 1:1-17
Nats: Yunus 1:12
"Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."

Sangat sedikit manusia yang dengan jujur berani mengakui kesalahannya. Daripada bersikap jujur, banyak manusia lebih suka berkelit dan memakai seribu satu macam dalih dan alasan demi pembenaran diri. Bahkan tak segan-segan mereka mengorbankan orang lain untuk dijadikan kambing hitam. Dia yang berbuat kesalahan tapi orang lain lah yang harus menanggung akibatnya. 

Kita menyalahkan lingkungan kerja yang kurang baik, padahal itu hanya untuk menutupi kesalahan yang kita lakukan. Kita menyalahkan orang tua untuk kegagalan kita. Kita menyalahkan gereja karena iman kita lemah. Kita menyalahkan Tuhan atas dosa yang kita perbuat. Aneh memang, tapi itulah yang terjadi! Padahal seharusnya jika iman kita lemah, itu adalah tanggung jawab kita sendiri, bukan tanggung jawab gereja. Atau jika kita jatuh ke dalam dosa, itu adalah masalah kita bukannya kita menyalahkan Tuhan karena Ia membiarkan kita melakukan dosa itu.

Aksi pembenaran diri dan saling melemparkan kesalahan sebenarnya sudah ada sejak dulu. Manusia pertama yang memulainya. Bukannya mengakui kesalahannya, Adam justru menyalahkan Hawa sebagai biang kerok bahkan ia juga menyalahkan Tuhan atas insiden ini, seolah-olah Tuhan dipersalahkan karena menempatkan Hawa di sisinya. Gantian Hawa menyalahkan si ular yang menggodanya. 

Meski Yunus lari dari panggilan Tuhan, saya masih melihat ada sikap positif dari Yunus yang bisa kita tiru, kejujurannya dalam mengaku kesalahan. Saat badai menggoncangkan kapal yang ditumpanginya, ia mengakui dengan jujur bahwa semuanya ini terjadi karena kesalahan yang ia buat. Yunus tidak menyalahkan alam yang tak bisa diajak kompromi. Yunus tak menyalahkan nahkoda yang tak becus mengemudikan kapal.Yunus tak menyalahkan Tuhan sebagai pengatur alam. Yunus tak mengelak dan mengkambinghitamkan orang lain untuk menutupi kesalahannya. Mungkin karena kejujurannya inilah Yunus diberi kesempatan oleh Tuhan hidup saat berada di perut ikan selama tiga hari. 

Apa reaksi yang kita buat saat melakukan kesalahan? Akankah kita bersikap jujur untuk mengakui kesalahan itu dan melakukan perbaikan diri, ataukah kita lebih suka berkelit, berdalih, mencari alasan dan menyalahkan orang lain?

Jika hari Anda melakukan kesalahan, akuilah dan katakanlah dengan jujur.

Sumber : http://www.renungan-spirit.com

0 komentar :

Posting Komentar

Blogroll